Di sore yg indah ini,
Lagi-lagi aku teringat akan diri
Seseorang yg dulu selalu berdiri di sisi
Menemaniku tanpa kenal waktu
Hingga sang fajar pulang terbenam
Dialah Ibu
Tak pernah terfikir menjauh darimu
Tapi takdir memilihku untuk merindu
Sampai kapan?
Entahlah,
Hanya doa dan harapan yang bisa kusampaikan
Dari setiap sujud dan setiap aku menengadahkan tangan
Di kala resah ini kian bertambah kau ada di sana.
Di saat aku terluka, hingga akhirnya tercabik-cabiklah keteguhan hatiku
Kau masih ada di sana.
Ibu
Betapa mulia hatimu, betapa lembutnya kasih sayangmu
Pahit getir kau hadapi tanpa jemu
Cintaku padamu Ibu, sayangku padamu ibu
Kekal dan abadi sepanjang masa
Lembutnya belaianmu
Hangatnya dekapanmu
Kan ku ukir indah didalam lubuk hatiku
Dan ku kenang selalu sepanjang hidupku
Ketika aku lelah dan semangatku patah,
Kau yang mendorongku untuk tidak menyerah
Kau tetap ada di sana
Memberiku isyarat untuk tetap kuat dan tetap semangat
Ibu
Jangan pernah bosan dengan manjaku
Setiap aku pulang, ku ingin selalu sandarkan diriku di bahumu
Merasakan kehangatan yg menembus dinding-dinding kalbuku,
Menghancurleburkan segala keangkuhan,
Meluluhkan semua kelelahan, dan beban yang ada di dada
Dan biarkan diri ini tenang, terhanyut bersama hangatnya kedekatan.
Aku tatap perlahan matamu yang membiaskan ketegaran dan kesabaran
Kristal-kristal lembut yang sedang bermain di bola matamu, jatuh setetes demi setetes
Kau biarkan ia menari di atas kain kerudungmu, laksana oase di terik panasnya gurun sahara
Ibu
Sampai nanti, Engkaulah yang selalu di hati.