Sosialisasi Ekspor Ikan

POSTED BY ADMIN

Didorong oleh semangat yang sama untuk meningkatkan ekspor ikan baik ikan hias ataupun ikan segar (beku) di wilayah Pontianak melalui pelabuhan atau bandara Pontianak secara langsung (direct), Bea Cukai Pontianak dengan menggandeng instansi lain yang terkait, mengadakan Sosialisasi Ekspor Ikan pada hari Kamis, 28 Februari 2019 di Aula KPPBC TMP B Pontianak. Keinginan untuk duduk bersama antar instansi ini sebelumnya diinisiasi oleh kepala Stasiun KIPM yang berkunjung ke Bea Cukai Pontianak. Selain eksportir ikan dan asosiasi ikan, hadir pada acara tersebut selaku narasumber, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Barat, Kepala Stasiun Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (KIPM), Perwakilan dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Provinsi Kalimantan Barat, General Manager Maskapai Garuda  Indonesia Branch Pontianak dan Kepala Seksi Pengolahan Data dan Administrasi Dokumen (PDAD) Bea Cukai Pontianak.

Dwiyono Widodo dalam sambutannya menyampaikan  bahwa ikan arwana yang merupakan ikan khas daerah Kalimantan Barat, ekspornya melalui Pontianak masih sangat sedikit. Sebagian besar pengiriman ditujukan ke luar Pontianak dan ekspor melalui bandara atau pelabuhan lain diluar pontianak. Selama tahun 2018 tercatat hanya satu perusahaan ikan arwana dengan nilai ekspor sebesar Rp. 782.409.600 sedangkan berdasarkan data dari karantina, ikan hias arwana untuk eskpor sebesar Rp. 51.252.964.139. Salah satu eksportir ikan arwana, PT. Wajok Intilestari, telah melakukan eskpor selama 20 tahun dan baru 1 tahun terakhir melakukan ekspor via bandara Pontianak (Pelabuhan muat di PEB adalah Pontianak).  Dalam testimoninya dikatakan bahwa untuk pengurusan dokumen ekspor dan pelengkapnya di instansi-instansi saat ini sangat mudah dan sudah online. Untuk Bea Cukai mudah mengurus sendiri tanpa PPJK dan tidak ada biaya. Namun eksportir masih terkendala pada pengangkut (maskapai) yang masih terbatas, jadwal penerbangan dan pengemasan.

Usaha ikan arwana berupa penangkaran jumlahnya ratusan dan bisa menjadi pendapatan masyarakat karena masyarakat ikut berpartisipasi dalam usaha pakannya, demikian disampaikan ketua asosiasi ikan arwana, Walujenchen. Disisi lain beliau juga mengharapkan kemudahan dalam pengangkutan guna meminimalisir waktu tempuh pengiriman. Ikan arwana yang di dibius selama pengangkutan berisiko mati ketika sampai dinegara tujuan. Keinginan ini disambut baik oleh pihak Garuda yang akan mengundang eksportir ikan untuk membahas hal ini lebih lanjut.

Acara sosialisasi diakhiri dengan pemberian plakat kepada para narasumber, foto bersama dan ramah tamah.

-Seksi Penyuluhan dan Layanan Informasi-